www.JESOES.com

Alkitab Online Kristiani Indonesia

Website ini berisi seluruh isi Alkitab dari Perjanjian Lama (39 kitab) hingga Perjanjian Baru (27 kitab) beserta perikop (TB), ada 5 buah terjemahan alkitab yaitu:

Untuk membaca Alkitab hanya dalam 1 bahasa terjemahan maka disarankan untuk mengklik salah satu bahasa terjemahan diatas karena lebih cepat loading hanya 1 Alkitab dan meringankan beban Internet anda, jika anda mau membaca beberapa bahasa terjemahan Alkitab sekaligus maka silahkan memakai menu dibawah ini.
Cari isi web dengan Google
(Search by Google)
Cari ayat ayat dalam Alkitab
(Search verses by keywords)
Alkitab (Bible)
Pilih Buku Pasal : Ayat
Choose Book Chapter : Verse
:
Pengkhotbah / Ecclesiastes / 전도서
1234
- 5 -
6789101112
Terjemahan Baru 1974
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985

[아가페 쉬운 성경 1994]
Versi Mudah Dibaca 2006

[English Amplified 2015]
(sambungan dari) 4:17 - 5:6 = Takutlah akan Allah
(1) (4-17) Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.
(1) (4-17) Berhati-hatilah kalau mau pergi ke Rumah TUHAN. Lebih baik pergi ke situ untuk belajar daripada untuk mempersembahkan kurban, seperti yang dilakukan oleh orang-orang bodoh. Mereka itu tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
(1) (4-17) Hati-hati bila engkau pergi menyembah Allah. Lebih baik mendengar Allah daripada memberikan kurban seperti orang bodoh. Mereka sering melakukan kejahatan bahkan tidak mengetahuinya.
(2) (5-1) Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.
(2) (5-1) Berpikirlah sebelum berbicara, dan jangan terlalu cepat berjanji kepada Allah. Dia ada di surga dan engkau ada di bumi, jadi berhematlah dengan kata-katamu.
(2) (5-1) [Hati-hati Membuat Janji] Hati-hati bila engkau berjanji kepada Allah. Hati-hati terhadap perkataanmu kepada Allah. Jangan biarkan perasaanmu menyebabkan engkau berkata terlalu cepat. Allah di surga, dan engkau di bumi. Jadi, engkau perlu mengatakan hanya beberapa hal kepada Allah. Perkataan ini benar:
(3) (5-2) Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.
(3) (5-2) Makin bercemas, makin besar kemungkinan mendapat mimpi buruk. Makin banyak bicara, makin besar kemungkinan mengeluarkan kata-kata bodoh.
(3) (5-2) Mimpi buruk datang dari kekhawatiran yang terlalu banyak, dan terlalu banyak perkataan datang dari mulut orang bodoh.
(4) (5-3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.
(4) (5-3) Jadi, kalau engkau berjanji kepada Allah, tepatilah secepat mungkin. Dia tidak suka kepada orang yang berlaku bodoh. Sebab itu, tepatilah janjimu.
(4) (5-3) Jika engkau berjanji kepada Allah, jagalah janjimu itu. Jangan lambat melakukan janjimu. Allah tidak suka terhadap kebodohan. Beri kepada Allah yang engkau telah janjikan.
(5) (5-4) Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.
(5) (5-4) Lebih baik tidak membuat janji daripada berjanji tetapi tidak menepatinya.
(5) (5-4) Lebih baik tidak berjanji apa-apa daripada menjanjikan sesuatu, tetapi tidak dapat dilakukan.
(6) (5-5) Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
(6) (5-5) Janganlah kata-katamu membuat engkau berdosa, sehingga engkau terpaksa mengatakan kepada imam yang melayani TUHAN, bahwa engkau keliru mengucapkan janji. Untuk apa membuat Allah marah kepadamu sehingga dihancurkan-Nya hasil pekerjaanmu?
(6) (5-5) Jadi, jangan biarkan perkataanmu membuatmu berdosa. Jangan katakan kepada imam, “Bukan itu maksudku.” Jika engkau melakukannya, Allah mungkin marah kepada perkataanmu dan membinasakan segala sesuatu yang telah kaukerjakan.
5:7 - 6:12 = Kesia-siaan kekayaan
(7) (5-6) Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.
(7) (5-6) Sebagaimana banyak mimpi itu tidak ada artinya, begitu juga banyak bicara tidak ada gunanya. Tetapi takutlah kepada TUHAN.
(7) (5-6) Jangan biarkan impianmu yang tidak berguna dan perkataan sia-sia membawa kesulitan kepadamu. Hormatilah Allah.
(8) (5-7) Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka.
(8) (5-7) Jangan heran jika melihat penguasa menindas orang miskin, merampas hak mereka dan tidak memberi mereka keadilan. Setiap pegawai dilindungi oleh atasannya dan keduanya dilindungi oleh pejabat yang lebih tinggi pangkatnya.
(8) (5-7) [Untuk Setiap Penguasa Ada Penguasa] Pada beberapa negeri engkau mungkin melihat orang miskin dipaksa bekerja sangat keras. Engkau mungkin melihat bahwa hal itu tidak adil bagi mereka. Hal itu berlawanan dengan hak mereka, tetapi jangan terkejut. Penguasa yang memaksa mereka bekerja pun mempunyai penguasa yang lain yang memaksanya. Dan masih ada penguasa yang lain yang memaksa kedua penguasa itu.
(9) (5-8) Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah, kalau rajanya dihormati di daerah itu.
(9) (5-8) Bahkan hidup raja pun bergantung dari hasil panen.
(9) (5-8) Bahkan raja adalah seorang hamba — ia milik negerinya.
(10) (5-9) Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.
(10) (5-9) Orang yang mata duitan, tidak pernah cukup uangnya; orang yang gila harta, tidak pernah puas dengan laba. Semuanya sia-sia.
(10) (5-9) [Kekayaan Tidak Dapat Membeli Kebahagiaan] Siapa yang mencintai uang tidak akan pernah puas dengan uangnya. Siapa yang mencintai kekayaan tidak akan puas apabila ia mendapat lebih banyak lagi. Itu juga tidak berarti.
(11) (5-10) Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?
(11) (5-10) Makin banyak kekayaan seseorang makin banyak orang lain yang harus diberinya makan. Tak ada keuntungan bagi pemiliknya, ia hanya tahu bahwa ia kaya.
(11) (5-10) Semakin banyak kekayaan orang, semakin banyak sahabatnya menolong untuk menghabiskannya. Jadi, sesungguhnya orang kaya tidak mendapat apa-apa. Mereka hanya dapat melihat pada kekayaannya.
(12) (5-11) Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.
(12) (5-11) Seorang pekerja boleh jadi tidak punya cukup makanan, tapi setidak-tidaknya ia bisa tidur nyenyak. Sebaliknya, seorang kaya hartanya begitu banyak, sehingga ia tak bisa tidur karena cemas.
(12) (5-11) Orang yang bekerja keras sepanjang hari, pulang dan tidur dalam damai. Tidak begitu penting apakah mereka mempunyai sedikit dan cukup makanan. Orang kaya khawatir tentang kekayaannya, dan tidak dapat tidur.
(13) (5-12) Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.
(13) (5-12) Kulihat di dunia ini sesuatu yang menyedihkan: Seorang menimbun harta untuk masa kekurangan.
(13) (5-12) Ada hal yang menyedihkan yang aku lihat di dalam hidup ini. Orang menyimpan uangnya untuk masa depan.
(14) (5-13) Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatupun padanya untuk anaknya.
(14) (5-13) Tetapi harta itu hilang karena suatu kemalangan, sehingga tak ada yang dapat diwariskannya kepada anak-anaknya.
(14) (5-13) Dan kemudian sesuatu yang buruk terjadi dan mereka kehilangan segalanya. Jadi, mereka tidak mempunyai apa-apa untuk diberikan kepada anak-anaknya.
(15) (5-14) Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya.
(15) (5-14) Kita lahir dengan telanjang; begitu juga kita tinggalkan dunia ini, tanpa membawa apa-apa dari segala jerih payah kita.
(15) (5-14) [Kita Datang atau Pergi Tidak Membawa Apa-apa] Orang datang ke dunia tanpa membawa sesuatu. Dan apabila mereka mati, mereka pergi tanpa membawa sesuatu. Mereka mungkin bekerja keras untuk memperoleh sesuatu, tetapi mereka tidak dapat membawanya, apabila mereka mati.
(16) (5-15) Inipun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikianpun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin?
(16) (5-15) Itu sungguh menyedihkan! Kita pergi seperti pada waktu kita sekarang datang. Kita berlelah-lelah untuk mengejar angin, dan apa hasilnya?
(16) (5-15) Sangat sedih bahwa manusia meninggalkan dunia ini sama seperti mereka datang. Jadi, apa yang diperoleh orang dari “berusaha menangkap angin”?
(17) (5-16) Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.
(17) (5-16) Selama hidup, kita meraba-raba dalam gelap, kita bersusah-susah, cemas, jengkel dan sakit hati.
(17) (5-16) Mereka hanya mendapat hari-hari yang penuh dengan kesedihan dan penderitaan. Pada akhirnya, mereka kecewa, sakit, dan marah.
(18) (5-17) Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.
(18) (5-17) Maka mengertilah aku bahwa yang paling baik bagi kita ialah makan, minum dan menikmati hasil kerja kita selama hidup pendek yang diberikan Allah kepada kita; itulah nasib kita.
(18) (5-17) [Nikmatilah Pekerjaanmu] Aku telah melihat hal yang paling baik yang dapat dilakukan orang: Orang harus makan, minum, dan menikmati pekerjaannya selama masa hidupnya yang singkat di bumi. Allah telah memberikan hari-hari yang sedikit ini kepadanya, dan itu semua yang dimilikinya.
(19) (5-18) Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah.
(19) (5-18) Jika seorang menerima kekayaan dan harta benda dari Allah, dan ia diizinkan menikmati kekayaan itu, haruslah ia merasa bersyukur dan menikmati segala hasil kerjanya. Itu adalah juga pemberian Allah.
(19) (5-18) Jika Allah memberikan kepada beberapa orang kekayaan, tanah, dan kuasa untuk menikmatinya, mereka harus menikmatinya. Mereka harus menerima miliknya dan menikmati pekerjaannya. Itulah pemberian Allah.
(20) (5-19) Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya.
(20) (15-19) Allah memenuhi hati orang itu dengan kegembiraan, maka ia tidak cemas memikirkan tentang pendeknya hidup ini.
(20) (5-19) Orang tidak mempunyai banyak tahun untuk hidup. Jadi, mereka harus mengingat hal-hal itu seumur hidupnya. Allah membuat mereka sibuk dengan pekerjaan yang disukainya.
Pengkhotbah / Ecclesiastes / 전도서
1234
- 5 -
6789101112