www.JESOES.com

Alkitab Online Kristiani Indonesia

Website ini berisi seluruh isi Alkitab dari Perjanjian Lama (39 kitab) hingga Perjanjian Baru (27 kitab) beserta perikop (TB), ada 5 buah terjemahan alkitab yaitu:

Untuk membaca Alkitab hanya dalam 1 bahasa terjemahan maka disarankan untuk mengklik salah satu bahasa terjemahan diatas karena lebih cepat loading hanya 1 Alkitab dan meringankan beban Internet anda, jika anda mau membaca beberapa bahasa terjemahan Alkitab sekaligus maka silahkan memakai menu dibawah ini.
Cari isi web dengan Google
(Search by Google)
Cari ayat ayat dalam Alkitab
(Search verses by keywords)
Alkitab (Bible)
Pilih Buku Pasal : Ayat
Choose Book Chapter : Verse
:
1 Korintus / 1 Corinthians / 고린도전서
12345678910111213
- 14 -
1516
Terjemahan Baru 1974
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985

[아가페 쉬운 성경 1994]
Versi Mudah Dibaca 2006

[English Amplified 2015]
14:1-25 = Sekali lagi tentang karunia Roh
(1) Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
(1) Hendaklah kalian berusaha untuk mengasihi orang-orang lain. Dan berusahalah juga untuk menerima karunia-karunia yang diberikan Roh Allah, terutama sekali kesanggupan untuk menyampaikan rencana-rencana Allah kepada manusia.
(1) [Karunia Roh Membantu Jemaat] Kasih merupakan sesuatu yang harus kamu kejar. Kamu harus berusaha sungguh-sungguh untuk menerima karunia-karunia Roh. Dan karunia yang terutama ialah bernubuat.
(2) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
(2) Orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib, orang itu bukannya berbicara kepada manusia; ia berbicara kepada Allah. Tidak ada orang yang mengerti apa yang ia katakan, sebab Roh Allah yang menyebabkan ia mengucapkan hal-hal yang hanya diketahui Allah.
(2) Aku akan menjelaskan alasannya: Orang yang mempunyai karunia berkata-kata dalam bahasa Roh, ia tidak berbicara dengan manusia. Ia berbicara dengan Allah. Tidak ada yang mengertinya sebab oleh Roh ia membicarakan yang rahasia.
(3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
(3) Sebaliknya orang yang menyampaikan berita dari Allah, menyampaikannya kepada manusia; untuk menguatkan mereka, untuk memberi semangat kepada mereka dan untuk menghibur mereka.
(3) Tetapi orang yang bernubuat, ia berbicara kepada manusia. Ia menguatkan iman, mendorong, dan menghibur orang lain.
(4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
(4) Orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib hanya menguatkan dirinya sendiri saja, sedangkan orang yang menyampaikan berita dari Allah menolong jemaat menjadi maju.
(4) Orang yang berbicara dalam berbagai bahasa Roh hanya menguatkan imannya sendiri, tetapi orang yang bernubuat, ia menguatkan iman jemaat.
(5) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.
(5) Alangkah baiknya kalau Saudara semua dapat berbicara dengan berbagai bahasa yang ajaib. Tetapi yang paling baik ialah kalau Saudara dapat memberitakan rencana-rencana Allah. Sebab orang yang menyampaikan berita dari Allah, lebih besar daripada orang yang berbicara dengan berbagai bahasa yang ajaib; lain halnya kalau orang yang berbicara dalam berbagai bahasa yang ajaib itu dapat menjelaskan apa yang dikatakannya itu, supaya seluruh jemaat mendapat manfaatnya.
(5) Aku mau supaya kamu semua mendapat karunia berkata-kata dalam berbagai bahasa Roh, tetapi lebih daripada itu, aku ingin kamu bernubuat. Orang yang bernubuat lebih besar daripada orang yang hanya berkata-kata dalam berbagai bahasa Roh, tetapi ia sama besarnya dengan orang yang bernubuat, jika bahasa itu juga dapat diterjemahkannya, sehingga jemaat dikuatkan dalam iman melalui yang dikatakannya.
(6) Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?
(6) Kalau saya seandainya datang kepadamu dan saya berbicara dalam berbagai bahasa yang ajaib, apa gunanya itu untuk kalian? Tidak ada gunanya sedikit pun! Lain halnya, kalau saya menyatakan suatu pengungkapan dari Allah, atau saya menjelaskan sesuatu tentang Allah, atau saya menyampaikan berita dari Allah, atau saya mengajar.
(6) Saudara-saudara, apakah aku akan menolong kamu jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dalam berbagai bahasa Roh? Tidak. Aku hanya akan menolongmu jika aku membawa penyataan Allah kepadamu atau pengetahuan, nubuat, atau ajaran.
(7) Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi--bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?
(7) Alat-alat musik yang tidak bernyawa sedikit pun, seperti misalnya seruling dan kecapi, kalau nada-nadanya tidak dimainkan dengan jelas, bagaimana orang tahu lagu apa yang dimainkannya?
(7) Hal itu sama seperti benda mati yang berbunyi, umpamanya suling atau kecapi. Jika nada alat-alat musik yang berbeda itu tidak jelas, maka kamu tidak dapat mengetahui lagu yang dimainkan.
(8) Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?
(8) Suatu contoh yang lain lagi: Kalau trompet dibunyikan sembarangan, siapa yang akan bersiap untuk berperang?
(8) Dalam suatu perang jika terompet tidak berbunyi dengan kuat, para tentara tidak akan tahu tentang itu, bahwa mereka harus bersiap untuk perang.
(9) Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!
(9) Begitu juga dengan kesanggupanmu untuk berbicara dengan berbagai bahasa yang ajaib. Kalau Saudara dengan kesanggupan itu mengucapkan kata-kata yang tidak jelas, tidak ada seorang pun yang bisa mengerti apa yang Saudara katakan. Kata-katamu itu akan lenyap tidak menentu.
(9) Demikian juga halnya dengan kamu yang berbicara dalam berbagai bahasa Roh. Kata-kata yang diucapkan harus jelas. Jika kamu tidak berbicara dengan jelas, maka tidak ada orang yang mengerti. Kamu seperti berbicara kepada angin.
(10) Ada banyak--entah berapa banyak--macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti.
(10) Di dunia ini ada sekian banyak bahasa, tetapi tidak ada satu pun dari bahasa-bahasa itu yang tidak mengandung arti.
(10) Bermacam-macam bahasa di dunia, dan semua mempunyai arti.
(11) Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.
(11) Tetapi kalau saya tidak mengerti bahasa yang diucapkan seseorang, maka orang yang memakai bahasa itu merupakan orang asing terhadap saya; begitu juga saya terhadap dia.
(11) Jadi, jika aku tidak mengerti arti kata-kata yang diucapkan orang kepadaku, maka aku menjadi orang asing bagi yang berbicara itu, dan dia menjadi orang asing bagiku.
(12) Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.
(12) Mengenai kalian sendiri, saya tahu kalian ingin sekali mendapat karunia-karunia dari Roh Allah. Tetapi yang terutama sekali, haruslah kalian berusaha untuk memakai kesanggupan yang menolong jemaat menjadi maju.
(12) Demikian juga halnya dengan kamu. Kamu sangat menginginkan karunia Roh. Jadi, usahakanlah hal itu untuk membantu jemaat bertumbuh semakin kuat.
(13) Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.
(13) Itu sebabnya orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib, haruslah memohon dari Allah supaya ia diberi juga kesanggupan untuk menerangkan apa yang dikatakannya itu.
(13) Jadi, orang yang mempunyai karunia berkata-kata dalam bahasa Roh harus berdoa, supaya ia juga dapat menerjemahkannya.
(14) Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.
(14) Sebab kalau saya berdoa dengan bahasa yang ajaib, roh saya memang berdoa, tetapi pikiran saya tidak bekerja.
(14) Jika aku berdoa dalam bahasa Roh, yang berdoa adalah rohku, aku tidak berpikir apa-apa.
(15) Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
(15) Jadi, saya harus berbuat apa? Ini yang akan saya buat: Saya akan berdoa dengan roh saya, tetapi saya akan berdoa juga dengan pikiran saya. Saya akan bernyanyi dengan roh saya, tetapi saya mau menyanyi juga dengan pikiran saya.
(15) Jadi, apakah yang harus aku perbuat? Aku akan berdoa dengan rohku dan juga dengan akalku. Aku akan menyanyikan pujian dengan rohku, tetapi aku juga bernyanyi dengan akalku.
(16) Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?
(16) Sebab kalau Saudara mengucap terima kasih kepada Allah dengan rohmu saja, dan ada orang lain yang tidak mengerti bahasa ajaib yang dari Roh Allah itu, maka orang itu tidak dapat berkata, "Aku setuju" terhadap doa syukurmu itu; karena ia tidak tahu apa yang Saudara katakan.
(16) Mungkin kamu memuji Allah dengan rohmu, tetapi orang yang tidak mengerti apa pun, tidak dapat mengatakan “Amin” atas ucapan syukurmu, sebab ia tidak mengerti yang kamu katakan.
(17) Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.
(17) Meskipun doa terima kasihmu kepada Tuhan itu sangat baik, namun doa itu tidak ada gunanya sama sekali bagi orang lain.
(17) Mungkin kamu bersyukur kepada Allah dengan cara yang baik, tetapi iman orang lain tidak dikuatkan olehnya.
(18) Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.
(18) Saya berterima kasih kepada Allah sebab saya sendiri dapat berbicara dalam berbagai-bagai bahasa yang ajaib lebih daripada Saudara semua.
(18) Aku bersyukur kepada Allah karena aku dapat berkata-kata dalam berbagai bahasa Roh lebih daripada karuniamu.
(19) Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.
(19) Namun, di dalam pertemuan-pertemuan untuk menyembah Tuhan, saya lebih suka memakai lima perkataan yang dapat dimengerti orang daripada memakai beribu-ribu perkataan dalam bahasa yang ajaib. Saya lebih suka begitu supaya saya dapat mengajar orang.
(19) Tetapi dalam pertemuan jemaat aku lebih suka mengatakan lima kata yang dapat dimengerti daripada banyak kata-kata dalam bahasa Roh. Aku lebih suka berbicara dengan pengertianku sehingga aku dapat mengajar orang lain.
(20) Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!
(20) Saudara-saudara! Janganlah berpikir seperti anak-anak. Dalam hal kejahatan, hendaklah kalian tetap seperti anak kecil. Tetapi dalam pemikiran, hendaklah kalian menjadi orang yang sudah dewasa.
(20) Saudara-saudara, jangan berpikir seperti anak-anak. Dalam hal yang jahat, jadilah seperti bayi, tetapi dalam akalmu, kamu harus sudah dewasa.
(21) Dalam hukum Taurat ada tertulis: "Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada bangsa ini, namun demikian mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman Tuhan."
(21) Dalam Alkitab tertulis begini, "Tuhan berkata, 'Dengan perantaraan orang-orang yang berbicara dengan bahasa yang ganjil, Aku akan berbicara kepada umat ini. Bahkan dengan perantaraan orang-orang asing, Aku akan berbicara kepada umat-Ku; namun demikian, mereka tidak mau mendengar perkataan-Ku.'"
(21) Ada tertulis dalam hukum Taurat, “Dengan memakai orang yang berbicara dalam bahasa yang berbeda dan menggunakan bibir orang asing, Aku akan berbicara kepada bangsa ini, tetapi mereka tetap tidak mendengarkan Aku.” Demikianlah perkataan Tuhan.
(22) Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman.
(22) Jadi karunia untuk berbicara dengan berbagai bahasa yang ajaib adalah sebagai tanda untuk orang yang tidak percaya, bukan untuk orang yang percaya. Dan karunia untuk memberitahukan rencana Allah kepada manusia adalah tanda untuk orang yang percaya, bukan untuk orang yang tidak percaya.
(22) Dan dari hal itu kita lihat bahwa pemakaian bahasa Roh menunjukkan bagaimana Allah memperlakukan orang-orang yang tidak percaya, bukan orang yang percaya. Dan nubuat menunjukkan bagaimana Allah bekerja melalui orang yang sudah percaya, bukan melalui yang belum percaya.
(23) Jadi, kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan, bahwa kamu gila?
(23) Karena itu, kalau seandainya di dalam pertemuan jemaat, seluruh jemaat berbicara dalam berbagai bahasa yang ajaib, lalu datang beberapa orang luar, atau orang-orang yang bukan Kristen, tentu orang-orang itu akan menyangka kalian sudah gila semuanya!
(23) Sekiranya seluruh jemaat berkumpul dan kamu semuanya berbicara dalam berbagai bahasa Roh, jika beberapa orang datang yang belum mengerti apa pun atau belum percaya, kamu akan dikatakannya gila.
(24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua;
(24) Tetapi kalau Saudara semuanya menyampaikan berita dari Allah, lalu datang seorang yang bukan Kristen atau seorang luar, maka hal-hal yang diberitakan oleh Saudara semuanya akan menunjukkan dosa-dosa orang itu dan membuat ia sadar akan dosa-dosanya.
(24) Tetapi seandainya kamu semua bernubuat dan ada orang yang datang yang belum percaya atau belum mengerti, dosanya akan ditunjukkan kepadanya, dan dia akan diadili oleh semua yang kamu katakan.
(25) segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."
(25) Hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya akan dinyatakan, sehingga ia akan merendahkan dirinya lalu menyembah Allah. Ia akan mengaku bahwa Allah benar-benar ada di tengah-tengah kalian.
(25) Hal-hal rahasia yang ada di dalam hatinya akan dinyatakan. Maka ia akan berlutut dan menyembah Allah serta mengaku, “Sesungguhnya Allah beserta kamu.”
14:26-40 = Peraturan dalam pertemuan Jemaat
(26) Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.
(26) Jadi, Saudara-saudara, apa artinya semuanya itu? Kalau kalian berkumpul untuk menyembah Tuhan, ada yang menyanyi, ada yang mengajar, ada yang memberitahukan sesuatu dari Allah, ada yang berbicara dalam bahasa yang ajaib, dan ada yang menjelaskan apa yang dikatakan itu. Tetapi semuanya itu haruslah dilakukan untuk mengajar dan untuk kebaikan semuanya.
(26) [Pertemuan Harus Membantu Jemaat] Jadi, Saudara-saudara, apakah yang akan kamu perbuat? Apabila kamu berkumpul, seorang mempunyai nyanyian, yang lain mengajar, orang lain lagi mempunyai kebenaran yang baru dari Allah, yang lain berkata-kata dalam berbagai bahasa Roh, dan yang lain menerjemahkannya. Tujuan dari semua itu haruslah untuk menguatkan iman jemaat.
(27) Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya.
(27) Kalau ada yang mau berbicara dalam bahasa yang ajaib, haruslah dua atau paling banyak tiga orang saja secara bergilir. Dan harus ada yang menjelaskan apa yang dikatakan oleh orang yang berbicara itu.
(27) Jika kamu berkumpul bersama, dan ada orang yang berbicara kepada kelompok itu dalam bahasa Roh, maka hal itu seharusnya dikatakan oleh dua atau tidak lebih dari tiga orang. Mereka harus berbicara satu persatu. Dan harus ada orang lain yang menerjemahkannya.
(28) Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.
(28) Kalau tidak ada yang dapat menjelaskannya, maka orang-orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib itu harus diam dalam pertemuan itu. Biarlah mereka berbicara dalam hati saja kepada Allah.
(28) Jika tidak ada orang yang menerjemahkan, dia harus berhenti berbicara. Mereka hanya boleh berbicara kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.
(29) Tentang nabi-nabi--baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan.
(29) Dua atau tiga orang yang mempunyai berita dari Allah harus menyampaikan berita itu sementara yang lain mempertimbangkan apa yang dikatakan itu.
(29) Dan hanya dua atau tiga nabi yang boleh berbicara. Biarlah yang lain menilai yang dikatakannya.
(30) Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri.
(30) Tetapi kalau seandainya berita dari Allah datang pada seorang lain yang duduk pada pertemuan itu, maka orang yang sedang berbicara, harus berhenti.
(30) Jika ada berita baru dari Allah datang kepada orang lain yang sedang duduk, pembicara pertama harus diam.
(31) Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan.
(31) Dengan cara yang demikian, Saudara-saudara semuanya, satu per satu, dapat menyampaikan berita dari Allah; supaya semuanya dapat menerima pelajaran dan menjadi makin percaya.
(31) Kamu semua boleh bernubuat satu-persatu. Dengan cara demikian, orang lain dapat belajar dan bersemangat.
(32) Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi.
(32) Karunia dari Roh untuk menyampaikan berita dari Allah dapat dikendalikan oleh orang yang menyampaikan berita itu.
(32) Roh-roh nabi ada dalam kendali para nabi sendiri.
(33) Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.
(33) Allah adalah Allah yang suka akan ketertiban; Ia bukan Allah yang suka pada kekacauan. Seperti yang berlaku di dalam semua jemaat Allah,
(33) Allah bukanlah Allah pengacau, tetapi Allah damai sejahtera. Hal itu sama di semua pertemuan jemaat Allah.
(34) Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.
(34) wanita harus diam pada waktu pertemuan jemaat. Mereka tidak diizinkan berbicara. Mereka tidak boleh memegang pimpinan; itu sesuai dengan hukum agama.
(34) Para perempuan sebaiknya berdiam diri dalam pertemuan jemaat. Para perempuan tidak diizinkan mengeluarkan pendapat, mereka harus tunduk seperti yang dikatakan hukum Taurat.
(35) Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.
(35) Kalau mereka mau mengetahui sesuatu, mereka harus menanyakan itu kepada suami mereka di rumah. Sangat memalukan bila seorang wanita berbicara di dalam pertemuan jemaat.
(35) Jika ada sesuatu yang ingin diketahui perempuan, hendaklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Adalah hal yang memalukan jika perempuan berbicara di pertemuan jemaat.
(36) Atau adakah firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang?
(36) Apakah perkataan Allah datang dari kalian? Atau hanya kepadamu saja perkataan itu disampaikan?
(36) Apakah firman Allah datangnya dari kamu? Tidak. Atau apakah hanya kepada kamu firman itu disampaikan? Tidak.
(37) Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan.
(37) Kalau ada orang yang merasa mempunyai karunia untuk menyampaikan berita dari Allah, atau ia mempunyai karunia yang lainnya dari Roh Allah, orang itu harus sadar bahwa apa yang saya tulis ini adalah perintah dari Tuhan.
(37) Jika ada orang berpikir, bahwa ia adalah nabi atau yang dipenuhi Roh, ia harus mengerti yang kutuliskan ini adalah perintah Tuhan.
(38) Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia.
(38) Tetapi kalau ada yang tidak menerima ini, janganlah memperhatikan dia.
(38) Jika ia tidak mengindahkan hal itu, janganlah peduli padanya.
(39) Karena itu, saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu untuk memperoleh karunia untuk bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh.
(39) Oleh sebab itu, Saudara-saudara, berusahalah untuk menyampaikan berita dari Allah, tetapi janganlah melarang orang yang mau berbicara dalam berbagai bahasa yang ajaib.
(39) Jadi, Saudara-saudara, kamu harus sungguh-sungguh merindukan untuk bernubuat. Dan jangan melarang orang menggunakan karunia berkata-kata dalam berbagai bahasa Roh,
(40) Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.
(40) Tetapi semuanya harus dilakukan dengan baik dan teratur.
(40) tetapi semuanya harus dilakukan dengan cara yang benar dan teratur.
1 Korintus / 1 Corinthians / 고린도전서
12345678910111213
- 14 -
1516